Stockholm Syndrome ‘mencintai
walaupun disakiti’
Stockholm Syndrome, istilah ini
bermula pada kasus perampokan di sebuh
Bank di Normalmstrong, Stockholm, Swedia. Perampok itu menyandera pegawai bank
selama 6 hari. Namun uniknya setelah korban dibebaskan mereka tidak menuntut
balik si perampok. Seorang sandera bahkan jatuh cinta dengan perampok hingga
membatalkan pertunangannya dengan sang kekasih pada saat itu.
Awalnya korban membenci perampok
tersebut dan menyadari bahwa mereka terancam, namun persepsi mereka berubah
seiring berjalan hari. Apa penyebabnya? Hal ini terjadi karena selama proses penyanderaan
terjalin keterikatan emosi (bonding) antara korban dan pelaku. Di fase awal,
korban merasa stress dengan keadaannya yang terisolasi. Namun, saat mereka
meresa tidak ada jalan keluar dan pasrah mereka mulai menerimanya sebagai
kenyataan hidup.
Selam penyanderaan, pelaku
membuat korban tak bisa berkomunikasi dengan dunia luar, sehingga satu-satunya
tempat berkomunikasi adalah pelakau. Hingga persepsi korban berubah, bahwa
hanya pelaku itulah yang paling mengerti keadaannya. Image paleku sudah
berubah, dari penganiaya menjadi orang yang paling mengerti korban.
Stockholm Syndrome bukan hanya
terjadi di dunia psikologis, dan bukan berarti tidak akan terjadi pada Anda.
Kondisi ini ditemukan juga bila anda memilki pasangan yang posesif, misalnya
ketika dia mulai menarik anda dari teman-teman anda dan mempersempit lingkungan
social anda. Disini anda mulai merasa bahwa satu-satunya orang yang bisa
menjadi teman berkomunikasi adalah hanya dia. Dalam kekangan tersebut, pasangan
tidak ragu untuk mengancam dan menganiaya anda. Setelah menganiaya, pelaku akan
meminta maaf dan mengkui betapa berharganya anda untuk dia.
Fase berikutnya mulai muncul rasa
empati anda pada diri si pelaku. Anda mulai mersa anda-lah yang bertanggung
jawab atas kondisi dia, dan anda tidak bisa meninggalkannya yang lemah dan
insecure. Tiap kali anda dianiaya olehnya, anda selalu memaklumi perbuatan
kasarnya tersebut karena anda merasa dia sedang sakit. Disini anda secara tidak
sadar sudah mulai masuk ke lingkaran setan yang tidak akan pernah berhenti
karena anda ingin memperbaiki dirinya yang tidak pernah berubah.
Jika anda sudah terjerat
Stockholm Syndrome, akan sulit untuk ditolong karena untuk anda orang lain
tidak mengerti pasangan dan hanya bisa menghakimi. Biasanya sudah tersadar
dalam kondisi yang cukup kritis.dan korban yang berhasil terselamtkan biasanya
membawa efek trauma yang mendalam.
Begitu miris ketika melihat statistik bahwa korban dari sindrom ini kebanyakn
adalah wanita.
Jika orang itu adalah kamu,
sadarkan dirimu sebelum terlambat. Dia tidak akan berubah hanya karena kamu
bertahan.
0 komentar:
Posting Komentar